2

Indonesia Krisis Energi?? No Way!!

Posted by diransama.jp on 13.04 in , , , , ,


Wah.. Gak kerasa kita akan menuju ke tahun yang baru, tahun 2013. Tahun baru, tentunya nanti dibarengi dengan semangat baru, semangat perubahan.. Hmn.. Berbicara tentang berubah, kita harus berbicara tentang apa yang kita perbuat untuk menuju arah perbaikan. Sejak Indonesia merdeka, selama 67 tahun negara kita sudah mencapai berbagai kemajuan. Lihatlah Jakarta, gedung bertingkat sebagai tempat usaha (bisnis) menjulang dengan megahnya. Jalan umum dan juga jalan layang
beserta moda transportasi pun makin beragam mulai dari Kereta Api, Maskapai Pesawat Terbang, Busway, hingga Bajaj maupun Ojek mengisi hari-hari ibukota yang sudah terasa sesak. Tak hanya di Jakarta, daerah lainpun sudah mulai terjamah dengan pembangunan. Lihat saja daerah yang dianggap terbelakang. Papua misalnya, dari bandara kita bisa melihat sudah banyak juga jalan raya yang dibangun. Tentunya dengan akses tersebut, perekonomian akan bisa bergulir dengan lebih cepat.  Tapi apa dampaknya??? Pastinya ada dampak yang tidak terduga. Salah satu masalah yang ada saat ini di negara kita yaitu masalah ENERGI.

Bicara soal ENERGI tentunya kita harus sadar akan pentingnya ENERGI bagi kehidupan kita. Mengapa?? Melihat perkembangan ekonomi kita bisa lihat kepadatan dan bahkan kemacetan di hampir semua wilayah di Jakarta. Contoh lainnya yaitu di Bali, kita bisa melihat kepadatan lalu lintas ada di daerah Kuta, Simpang Siur, Jalan Gajah Mada, Jalan Melati dan masih banyak lagi. Tiap harinya kendaraan lalu lalang. Jika kita dibayangkan, tingkat konsumsi bahan bakar sangatlah tinggi. Kita sebagai negara penghasil minyak mentah yang belum bisa membuat bahan bakar minyak (BBM) tetap akan melakukan impor BBM sebagai bahan bakar kendaraan maupun bahan bakar bagi pabrik untuk industri. Setiap harinya minyak mentah tersebut kita keruk. Tapi apa usaha kita untuk mengembalikannya? Butuh proses yang sangat lama. Yah.. Begitulah setidaknya yang aku pahami dari teori Duplex yaitu teori tentang terbentuknya minyak bumi, yang merupakan teori gabungan antara teori “Organik” dan teori “Anorganik”.

Berbicara tentang minyak bumi, pernah terjadi krisis minyak pada tahun 1973 di Amerika. Jika ini terjadi di Indonesia, harga minyak yang melambung tinggi karena permintaan yang lebih besar mengakibatkan negara kita harus berhutang yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan pasar. Jika negara tidak bisa memenuhinya maka akan banyak pabrik yang akan tutup baik sementara maupun selamanya, kendaraan yang beroperasi lambat laun pun akan berkurang jumlahnya. Dampak paling parah yaitu akan terjadi kebrutalan (anarkis) demi mendapatkan BBM. Lihat saja kejadian anarkis di masa lalu, ban bekas di bakar, fasilitas umum dirusak, semua itu akan berdampak pada LINGKUNGAN. Jika benar kondisi itu adanya, mungkin pada saat itulah baru kita sadar bahwa tidak ada minyak lagi yang mengisi tangki-tangki mesin. Tidak ada lagi SPBU milik PERTAMINA yang beroperasi. Saat itulah baru muncul yang namanya menyesal. Ya, seperti pesan orangtua kita “penyesalan itu datangnya selalu di akhir”.

Sebelum hal itu terjadi, sebaiknya kita berpikir apa yang bisa kita perbuat saat ini untuk perubahan. Perubahan kecilpun akan sangat berarti bila kita melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Contoh kecil yang sederhana yaitu kita bisa melakukan penghematan ENERGI melalui penggunaan BBM secara efisien dengan tidak menggunakan motor untuk bepergian pada jarak yang dekat. Misalnya untuk pergi ke warung kita bisa berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Selain itu, penghematan BBM dapat dilakukan dengan mengendarai kendaraan secara bersamaan atau memanfaatkan fasilitas kendaraan umum dengan maksimal. Misalnya saja kita naik motor bareng teman untuk berangkat ke kantor jika memang searah. Bayangkan saja kalau kita mau melakukannya. Jumlah kendaraan yang lalu lalang bisa menjadi setengahnya, asap hitam yang beterbangan dan hinggap di wajah serta paru-paru kita tentunya akan lebih sedikit. 

Hal tersebut di atas tidak hanya sebatas omongan saja melainkan sudah dan akan saya coba terus untuk melakukannya. Pergi untuk membeli makanan ke warteg sebelah yang berjarak sekitar setengah kilometer, sebisa mungkin saya lakukan dengan berjalan kaki kecuali saya sedang cape ketika pulang dari kantor, saya akan langsung singgah ke warteg dulu. Maklum anak kos. Semua aktivitas berkendaraan saya lakukan mulai dari berangkat maupun pulang dari kantor. Ya, pagi hari biasanya aku berangkat bersama temanku Atrin atau Trimi. Mereka tidak keberatan berangkat bersamaku dengan mengendarai motor saya yang merupakan keluaran tahun 2000 awal. Yahh, setidaknya mereka mendapat dua atau bahkan lebih dari dua keuntungan karena berangkat bersama saya. Pertama, mereka bisa menghemat pengeluaran untuk perjalanan naik bis kira-kira 16000-20000 setiap harinya. Kedua, mereka tidak perlu berlama-lama merasakan LINGKUNGAN yang penat, bau dan berpolusi ketika naik angkot, kopaja atau bis. Kadang kala ketika aku naik motor, aku memberikan mereka bonus lelucon yang kadang-kadang terdengar jayus. Ya begitulah, setidaknya suasana tidaklah kaku dan tetap pada intinya itung-itung mengurangi tingkat konsumsi BBM.

Bicara soal ENERGI, kita sangat bergantung dengan adanya listrik sebagai sumber ENERGI utama saat ini. Bagaimana listrik diproduksi?? Sudah barang tentu listrik berasal dari mesin penghasil ENERGI listrik. Mesin-mesin tersebut mengolah ENERGI dasar baik yang berasal dari kekuatan alam dan LINGKUNGAN, maupun buatan manusia. Angin dan air misalnya, merupakan sumber ENERGI listrik yang paling murah, namun selain itu listrik juga bisa dihasilkan melalui tenaga nuklir maupun dengan menggunakan ENERGI dari bahan bakar minyak. Dengan sumber daya yang murah pun listrik masih dianggap mahal oleh sebagian besar orang apalagi diproduksi dengan menggunakan BBM atau tenaga nuklir. Untuk itu, menghemat penggunaan listrikpun merupakan salah satu contoh menghemat ENERGI dan menyelamatkan LINGKUNGAN. Bagaimana bisa??? Berikut penjelasannya.

Listrik kita konsumsi untuk menyalakan barang seperti lampu, TV, komputer, HP, dan berbagai barang elektronik lainnya. Semua barang tersebut memiliki tingkat konsumsi listrik yang berbeda. Semakin besar daya untuk menyalakan barang semakin besar juga listrik yang kita konsumsi, semakin besar juga biaya yang kita keluarkan dan semakin besar juga pasokan listrik yang diperlukan. Kapasitas dari pembangkit listrik tenaga angin sangat bergantung pada kekuatan angin untuk emmutar kincir, begitu juga dengan kapasitas air untuk memutar turbin. Belum ada informasi mengenai penambahan jumlah pembangkit listrik tenaga angin maupun air sehingga daya yang dihasilkan akan tetap sama. Kekurangan pasokan listrik akan dipenuhi dengan mengoptimalkan pembangit dengan tenaga nuklir maupun BBM. Lagi-lagi kembali ke BBM. Dari sini kita bisa melihat bahwa akan ada kenaikan harga (tarif dasar listrik). Siapa saja yang bisa mengonsumsi listrik?? Tentunya masyarakat dengan penghasilan tinggi saja, sedangkan masyarakat berpenghasilan rendah mungkin akan mengalami pemutusan sambungan listrik. Sangat disayangkan listrik yang merupakan hajat hidup orang banyak hanya bisa dinikmati oleh kaum tertentu saja. Jika kita bisa menghemat penggunaan ENERGI listrik kita bisa mewujudkan keadilan bagi masyarakat dengan penghasilan yang menengah ke bawah untuk mendapatkan listrik.

Berawal dari rumah kita bisa melakukan beberapa tindakan penghematan. Misalnya nih, saya mandi ketika keadaan masih terang sehingga saya tidak perlu menyalakan lampu kamar mandi. Selain itu, kita juga bisa mematikan beberapa lampu jika kita tidak menggunakan ruangan. Nah.. Bagi pengguna pendingin ruangan alias AC, kita bisa menyetel AC pada saat kita akan beranjak tidur. AC disetel dengan pengukuran suhu dan timer waktu mati otomatis. Udara dingin AC akan bertahan selama kita tidur. Selain itu, kita juga diharapkan untuk lebih selektif terhadap barang. Kita harus memperhatikan daya yang digunakan oleh barang tersebut. Misalnya saja kita membeli lampu untuk ruangan. Sudah banyak lampu LED yang dijual. Daya pancar sinarnya tidak kalah dengan lampu neon. Memang dari harga lebih mahal, namun daya tahanny atau umur ekonomisnya bisa jauh lebih lama. Selain itu, ENERGI yang diserap juga lebih kecil sehingga jika dikalkulasikan biaya yang kita keluarkan sebenarnya lebih murah. “Mulainya saja yang mahal, tapi ke depannya jauh lebih hemat”. Lihat saja barang lain yang serupa dengan lampu LED yaitu TV. Tingkat penyerapan ENERGI listrik sebagaimana dijelaskan dalam spesifikasi pada TV LED, jauh lebih kecil dari TV tabung, plasma maupun LCD. Semua tindakan yang saya tulis sudah saya lakukan, bagaimana dengan Anda?? 

Tidak hanya mengurangi konsumsi BBM dan listrik yang bisa kita lakukan, tetapi juga menjaga LINGKUNGANpun merupakan tindakan menghemat ENERGI. Bagaimana bisa?? 

Pertama. Sering kita dengar dan lihat kalimat berikut “buanglah sampah pada tempatnya” namun lebih sering lagi kita mengacuhkannya bersikap acuh tak acuh. Sampah yang dibuang baik langsung ataupun tidak langsung ke sungai, baik disengaja maupun tidak bisa menjadi penyebabnya. Penumpukan sampah akan mengganggu debit dan distribusi air. Terdapat kerusakan LINGKUNGAN sebagai akibat suatu daerah mengalami kelebihan air (banjir) ataupun kekurangan air (kering). Daerah kering pada saat menerima air akan membutuhkan debit air yang lebih banyak sehingga aliran air akan kecil, bagaimana mungkin debit air yang kecil akan mampu memutar turbin?? Bagaimana juga pengaruhnya terhadap pasokan listrik?? 

Kedua. Rusaknya LINGKUNGAN mengakibatkan tidak adanya keseimbangan antara daerah yang panas dengan daerah yang dingin. Angin berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi (suhunya rendah) ke daerah yang bertekanan rendah (suhunya tinggi). Jika pada saat siang matahari sedang terik, daratan menerima panas lebih tinggi dari pada lautan. Dengan adanya pepohonan, daratan tidak terlalu menjadi panas namun tekanannya lebih rendah daripada laut sehingga berhembus angin laut. Panas tersebut tetap diserap oleh pepohonan sehingga pada saat malam, daratan lebih cepat menjadi sejuk sehingga angin bertiup ke laut. Inilah yang disebut dengan “balance”. Ketika tidak ada lagi tanaman disekitar kita, seluruh daerah menjadi panas karena tidak ada yang menyerap ENERGI panas. Anginpun akan lebih sulit didapat sehingga akan mengganggu pasokan ENERGI listrik. 

Kita bisa kok untuk melakukan penghematan BBM dan Listrik serta menjaga kebersihan LINGKUNGAN. Jika kita bisa melaksanakannya, perusahaan listrik akan berproduksi dengan semestinya dan PERTAMINA bisa memproduksi minyak mentah pada tingkat yang efisien. Biaya yang ditanggung masyarakat menjadi lebih ringan, begitu juga dengan PERTAMINA. Dengan biaya produksi yang lebih murah, PERTAMINA dapat memfokuskan diri untuk mencari ENERGI alternatif sekaligus melakukan penelitian untuk mencari cara agar proses peremajaan sumber daya minyak dapat berlangsung lebih cepat.

Terakhir, saya mengajak para pembaca untuk bersama-sama kita lakukan apa yang bisa kita lakukan dengan langkah kecil sebagai permulaan. Tanpa angkah kecil tersebut, tidak akan ada alangkah besar selanjutnya. Percayalah, meski berat kita akan mampu mewujudkan niat baik yang sudah kita rencanakan hari ini. Tuhan akan selalu membantu kita untuk mewujudkan niat mulia ini.

Ayo Indonesia... Kita Bisa..!!!!


2 Comments


Bagus ide tulisannya. Namun, perlu lebih cermat lagi berbahasa Indonesia. Misalnya, kata "mengacuhkan". Apakah maksud kata tsb dlm tulisan ini adl mengabaikan atau tidak memedulikan? Kalau ya, yg benar adl "acuh tak acuh". Kata mengacuhkan berarti memedulikan. :)


Wah.. terima kasih ya ibu Dyla...
Maksudnya berbahasa yang santai tapi trnyata ada salah redaksional..
selanjutnya sudah diubah menjadi kalimat yang lebih baik..
boleh juga kok disebarkan ke temen2 tulisan ini, siapa tau bisa menggugah para pembaca lainnya..

Posting Komentar

Copyright © 2009 (nats_neo2010) All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.