2
Indonesia Krisis Energi?? No Way!!
Wah..
Gak kerasa kita akan menuju ke tahun yang baru, tahun 2013. Tahun baru,
tentunya nanti dibarengi dengan semangat baru, semangat perubahan.. Hmn.. Berbicara
tentang berubah, kita harus berbicara tentang apa yang kita perbuat untuk
menuju arah perbaikan. Sejak Indonesia merdeka, selama 67 tahun negara kita
sudah mencapai berbagai kemajuan. Lihatlah Jakarta, gedung bertingkat sebagai
tempat usaha (bisnis) menjulang dengan megahnya. Jalan umum dan juga jalan
layang
beserta moda transportasi pun makin beragam mulai dari Kereta Api, Maskapai Pesawat Terbang, Busway, hingga Bajaj maupun Ojek mengisi hari-hari ibukota yang sudah terasa sesak. Tak hanya di Jakarta, daerah lainpun sudah mulai terjamah dengan pembangunan. Lihat saja daerah yang dianggap terbelakang. Papua misalnya, dari bandara kita bisa melihat sudah banyak juga jalan raya yang dibangun. Tentunya dengan akses tersebut, perekonomian akan bisa bergulir dengan lebih cepat. Tapi apa dampaknya??? Pastinya ada dampak yang tidak terduga. Salah satu masalah yang ada saat ini di negara kita yaitu masalah ENERGI.
beserta moda transportasi pun makin beragam mulai dari Kereta Api, Maskapai Pesawat Terbang, Busway, hingga Bajaj maupun Ojek mengisi hari-hari ibukota yang sudah terasa sesak. Tak hanya di Jakarta, daerah lainpun sudah mulai terjamah dengan pembangunan. Lihat saja daerah yang dianggap terbelakang. Papua misalnya, dari bandara kita bisa melihat sudah banyak juga jalan raya yang dibangun. Tentunya dengan akses tersebut, perekonomian akan bisa bergulir dengan lebih cepat. Tapi apa dampaknya??? Pastinya ada dampak yang tidak terduga. Salah satu masalah yang ada saat ini di negara kita yaitu masalah ENERGI.
Bicara soal ENERGI tentunya kita harus sadar akan pentingnya ENERGI bagi kehidupan kita. Mengapa?? Melihat perkembangan ekonomi kita bisa lihat kepadatan dan bahkan kemacetan di hampir semua wilayah di Jakarta. Contoh lainnya yaitu di Bali, kita bisa melihat kepadatan lalu lintas ada di daerah Kuta, Simpang Siur, Jalan Gajah Mada, Jalan Melati dan masih banyak lagi. Tiap harinya kendaraan lalu lalang. Jika kita dibayangkan, tingkat konsumsi bahan bakar sangatlah tinggi. Kita sebagai negara penghasil minyak mentah yang belum bisa membuat bahan bakar minyak (BBM) tetap akan melakukan impor BBM sebagai bahan bakar kendaraan maupun bahan bakar bagi pabrik untuk industri. Setiap harinya minyak mentah tersebut kita keruk. Tapi apa usaha kita untuk mengembalikannya? Butuh proses yang sangat lama. Yah.. Begitulah setidaknya yang aku pahami dari teori Duplex yaitu teori tentang terbentuknya minyak bumi, yang merupakan teori gabungan antara teori “Organik” dan teori “Anorganik”.
Berbicara
tentang minyak bumi, pernah terjadi krisis minyak pada tahun 1973 di Amerika.
Jika ini terjadi di Indonesia, harga minyak yang melambung tinggi karena
permintaan yang lebih besar mengakibatkan negara kita harus berhutang yang
sangat besar untuk memenuhi kebutuhan pasar. Jika negara tidak bisa memenuhinya
maka akan banyak pabrik yang akan tutup baik sementara maupun selamanya,
kendaraan yang beroperasi lambat laun pun akan berkurang jumlahnya. Dampak
paling parah yaitu akan terjadi kebrutalan (anarkis)
demi mendapatkan BBM. Lihat saja kejadian anarkis
di masa lalu, ban bekas di bakar, fasilitas umum dirusak, semua itu akan
berdampak pada LINGKUNGAN. Jika benar kondisi itu adanya, mungkin pada saat itulah
baru kita sadar bahwa tidak ada minyak lagi yang mengisi tangki-tangki mesin.
Tidak ada lagi SPBU milik PERTAMINA yang beroperasi. Saat itulah baru muncul
yang namanya menyesal. Ya, seperti pesan orangtua kita “penyesalan itu datangnya selalu di akhir”.
Sebelum
hal itu terjadi, sebaiknya kita berpikir apa yang bisa kita perbuat saat ini
untuk perubahan. Perubahan kecilpun akan sangat berarti bila kita melaksanakannya
dengan sungguh-sungguh. Contoh kecil yang sederhana yaitu kita bisa melakukan
penghematan ENERGI melalui penggunaan BBM secara efisien dengan tidak
menggunakan motor untuk bepergian pada jarak yang dekat. Misalnya untuk pergi
ke warung kita bisa berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Selain itu,
penghematan BBM dapat dilakukan dengan mengendarai kendaraan secara bersamaan
atau memanfaatkan fasilitas kendaraan umum dengan maksimal. Misalnya saja kita
naik motor bareng teman untuk berangkat ke kantor jika memang searah. Bayangkan
saja kalau kita mau melakukannya. Jumlah kendaraan yang lalu lalang bisa
menjadi setengahnya, asap hitam yang beterbangan dan hinggap di wajah serta
paru-paru kita tentunya akan lebih sedikit.
Hal
tersebut di atas tidak hanya sebatas omongan saja melainkan sudah dan akan saya
coba terus untuk melakukannya. Pergi untuk membeli makanan ke warteg sebelah
yang berjarak sekitar setengah kilometer, sebisa mungkin saya lakukan dengan
berjalan kaki kecuali saya sedang cape ketika pulang dari kantor, saya akan langsung
singgah ke warteg dulu. Maklum anak kos. Semua aktivitas berkendaraan saya lakukan
mulai dari berangkat maupun pulang dari kantor. Ya, pagi hari biasanya aku
berangkat bersama temanku Atrin atau Trimi. Mereka tidak keberatan berangkat
bersamaku dengan mengendarai motor saya yang merupakan keluaran tahun 2000
awal. Yahh, setidaknya mereka mendapat dua atau bahkan lebih dari dua keuntungan
karena berangkat bersama saya. Pertama, mereka bisa menghemat pengeluaran untuk
perjalanan naik bis kira-kira 16000-20000 setiap harinya. Kedua, mereka tidak
perlu berlama-lama merasakan LINGKUNGAN yang penat, bau dan berpolusi ketika naik
angkot, kopaja atau bis. Kadang kala ketika aku naik motor, aku memberikan
mereka bonus lelucon yang kadang-kadang terdengar jayus. Ya begitulah,
setidaknya suasana tidaklah kaku dan tetap pada intinya itung-itung mengurangi
tingkat konsumsi BBM.
Bicara
soal ENERGI, kita sangat bergantung dengan adanya listrik sebagai sumber ENERGI
utama saat ini. Bagaimana listrik diproduksi?? Sudah barang tentu listrik
berasal dari mesin penghasil ENERGI listrik. Mesin-mesin tersebut mengolah ENERGI
dasar baik yang berasal dari kekuatan alam dan LINGKUNGAN, maupun buatan
manusia. Angin dan air misalnya, merupakan sumber ENERGI listrik yang paling
murah, namun selain itu listrik juga bisa dihasilkan melalui tenaga nuklir
maupun dengan menggunakan ENERGI dari bahan bakar minyak. Dengan sumber daya
yang murah pun listrik masih dianggap mahal oleh sebagian besar orang apalagi
diproduksi dengan menggunakan BBM atau tenaga nuklir. Untuk itu, menghemat
penggunaan listrikpun merupakan salah satu contoh menghemat ENERGI dan
menyelamatkan LINGKUNGAN. Bagaimana bisa??? Berikut penjelasannya.
Listrik
kita konsumsi untuk menyalakan barang seperti lampu, TV, komputer, HP, dan
berbagai barang elektronik lainnya. Semua barang tersebut memiliki tingkat
konsumsi listrik yang berbeda. Semakin besar daya untuk menyalakan barang
semakin besar juga listrik yang kita konsumsi, semakin besar juga biaya yang
kita keluarkan dan semakin besar juga pasokan listrik yang diperlukan.
Kapasitas dari pembangkit listrik tenaga angin sangat bergantung pada kekuatan
angin untuk emmutar kincir, begitu juga dengan kapasitas air untuk memutar
turbin. Belum ada informasi mengenai penambahan jumlah pembangkit listrik
tenaga angin maupun air sehingga daya yang dihasilkan akan tetap sama.
Kekurangan pasokan listrik akan dipenuhi dengan mengoptimalkan pembangit dengan
tenaga nuklir maupun BBM. Lagi-lagi kembali ke BBM. Dari sini kita bisa melihat
bahwa akan ada kenaikan harga (tarif dasar listrik). Siapa saja yang bisa
mengonsumsi listrik?? Tentunya masyarakat dengan penghasilan tinggi saja,
sedangkan masyarakat berpenghasilan rendah mungkin akan mengalami pemutusan
sambungan listrik. Sangat disayangkan listrik yang merupakan hajat hidup orang
banyak hanya bisa dinikmati oleh kaum tertentu saja. Jika kita bisa menghemat penggunaan
ENERGI listrik kita bisa mewujudkan keadilan bagi masyarakat dengan penghasilan
yang menengah ke bawah untuk mendapatkan listrik.
Berawal
dari rumah kita bisa melakukan beberapa tindakan penghematan. Misalnya nih, saya
mandi ketika keadaan masih terang sehingga saya tidak perlu menyalakan lampu
kamar mandi. Selain itu, kita juga bisa mematikan beberapa lampu jika kita
tidak menggunakan ruangan. Nah.. Bagi pengguna pendingin ruangan alias AC, kita
bisa menyetel AC pada saat kita akan beranjak tidur. AC disetel dengan
pengukuran suhu dan timer waktu mati otomatis. Udara dingin AC akan bertahan
selama kita tidur. Selain itu, kita juga diharapkan untuk lebih selektif
terhadap barang. Kita harus memperhatikan daya yang digunakan oleh barang
tersebut. Misalnya saja kita membeli lampu untuk ruangan. Sudah banyak lampu
LED yang dijual. Daya pancar sinarnya tidak kalah dengan lampu neon. Memang
dari harga lebih mahal, namun daya tahanny atau umur ekonomisnya bisa jauh
lebih lama. Selain itu, ENERGI yang diserap juga lebih kecil sehingga jika
dikalkulasikan biaya yang kita keluarkan sebenarnya lebih murah. “Mulainya saja
yang mahal, tapi ke depannya jauh lebih hemat”. Lihat saja barang lain yang
serupa dengan lampu LED yaitu TV. Tingkat penyerapan ENERGI listrik sebagaimana
dijelaskan dalam spesifikasi pada TV LED, jauh lebih kecil dari TV tabung,
plasma maupun LCD. Semua tindakan yang saya tulis sudah saya lakukan, bagaimana
dengan Anda??
Tidak
hanya mengurangi konsumsi BBM dan listrik yang bisa kita lakukan, tetapi juga
menjaga LINGKUNGANpun merupakan tindakan menghemat ENERGI. Bagaimana bisa??
Pertama.
Sering kita dengar dan lihat kalimat berikut “buanglah sampah pada tempatnya”
namun lebih sering lagi kita mengacuhkannya bersikap acuh tak acuh. Sampah yang dibuang baik langsung
ataupun tidak langsung ke sungai, baik disengaja maupun tidak bisa menjadi
penyebabnya. Penumpukan sampah akan mengganggu debit dan distribusi air.
Terdapat kerusakan LINGKUNGAN sebagai akibat suatu daerah mengalami kelebihan
air (banjir) ataupun kekurangan air (kering). Daerah kering pada saat menerima
air akan membutuhkan debit air yang lebih banyak sehingga aliran air akan
kecil, bagaimana mungkin debit air yang kecil akan mampu memutar turbin??
Bagaimana juga pengaruhnya terhadap pasokan listrik??
Kedua.
Rusaknya LINGKUNGAN mengakibatkan tidak adanya keseimbangan antara daerah yang
panas dengan daerah yang dingin. Angin berhembus dari daerah yang bertekanan
tinggi (suhunya rendah) ke daerah yang bertekanan rendah (suhunya tinggi). Jika
pada saat siang matahari sedang terik, daratan menerima panas lebih tinggi dari
pada lautan. Dengan adanya pepohonan, daratan tidak terlalu menjadi panas namun
tekanannya lebih rendah daripada laut sehingga berhembus angin laut. Panas
tersebut tetap diserap oleh pepohonan sehingga pada saat malam, daratan lebih
cepat menjadi sejuk sehingga angin bertiup ke laut. Inilah yang disebut dengan
“balance”. Ketika tidak ada lagi tanaman disekitar kita, seluruh daerah menjadi
panas karena tidak ada yang menyerap ENERGI panas. Anginpun akan lebih sulit
didapat sehingga akan mengganggu pasokan ENERGI listrik.
Kita
bisa kok untuk melakukan penghematan BBM dan Listrik serta menjaga kebersihan LINGKUNGAN.
Jika kita bisa melaksanakannya, perusahaan listrik akan berproduksi dengan
semestinya dan PERTAMINA bisa memproduksi minyak mentah pada tingkat yang
efisien. Biaya yang ditanggung masyarakat menjadi lebih ringan, begitu juga
dengan PERTAMINA. Dengan biaya produksi yang lebih murah, PERTAMINA dapat
memfokuskan diri untuk mencari ENERGI alternatif sekaligus melakukan penelitian
untuk mencari cara agar proses peremajaan sumber daya minyak dapat berlangsung
lebih cepat.
Terakhir,
saya mengajak para pembaca untuk bersama-sama kita lakukan apa yang bisa kita
lakukan dengan langkah kecil sebagai permulaan. Tanpa angkah kecil tersebut,
tidak akan ada alangkah besar selanjutnya. Percayalah, meski berat kita akan
mampu mewujudkan niat baik yang sudah kita rencanakan hari ini. Tuhan akan
selalu membantu kita untuk mewujudkan niat mulia ini.
Ayo Indonesia... Kita Bisa..!!!!